Jumat, 15 Mei 2009 | 11:41 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan mantan abang dan none DKI yang tergabung dalam Ikatan Abang dan None dari Jakarta Utara, bekerja sama dengan Peqho Teater, menggelar sandiwara musikal Betawi Cinta Dasima di Gedung Kesenian Jakarta pada 16-17 Mei 2009.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam melestarikan budaya Betawi, kata Maudy Koesnadi, produser sandiwara musikal Cinta Dasima, di Jakarta, Kamis.
Sandiwara musikal Cinta Dasima dibuat sedemikian rupa, tetapi dapat diterima oleh masyarakat. Sedangkan kostum para pemain disesuaikan dengan peran yang dibawakannya dikemas lebih modern, katanya.
Maudy bersama 50 kawan-kawannya finalis abang dan none itu menggelar sandiwara musikal Betawi Cinta Dasima sebagai terobosan agar memberikan peran yang lebih berarti atas keberadaan mereka.
Selama ini masyarakat cenderung menganggap mereka hanya menjadi pendamping Gubernur DKI Jakarta dalam setiap acara protokoler.
Padahal selain mengisi acara protokoler Pemda, kata Maudy, abang dan none Jakarta juga memiliki peran dalam menjaga dan mempertahankan budaya Betawi.
Budaya Betawi yang ditayangkan melalui sandiwara musikal Betawi Cinta Dasima itu dilakukan dengan berbiaya minim hanya mengandalkan semangat teman-teman yang berlatih sembilan bulan lebih, katanya.
Namun, mereka diajak untuk mengenal dunia panggung dan dapat bekerja secara profesional.
Maudy Koesnaedi yang memenangi pemilihan None Jakarta 1993 itu mengatakan, sandiwara yang disutradari Aji NA ini mengangkat karya sastra Gijsbert Francis yang berjudul Nyai Dasima.
Selain Maudy sebagai pemeran utama, sejumlah pemain yang juga dilibatkan adalah Saipul Jamil, Ussy Sulistiawati, Gunawan, dan Tike Priatnakusumah.
Sandiwara itu dikemas bermula dari upaya untuk memberikan nilai tambah bagi finalis Abang None Jakarta Utara.
Sebagai finalis bukan berarti seusai pemilihan tidak ada rasa tanggung jawab lagi untuk mengembangkan budaya Betawi, katanya.
Pertunjukan yang akan memakan waktu dua jam ini akan menampilkan busana-busana Eropa yang dibuat secara khusus oleh desainer, Raden Sirait, yang sudah menyiapkan sebanyak 30 gaun.
Busana-busana tersebut ini akan dikenakan saat adegan pesta untuk putri Dasima, yang lahir dari pernikahannya dengan pejabat Inggris, Edward Williams.
05 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar