05 November 2009

Dodol Betawi Khas

Dodol ataupun jenang sering identik dengan makanan khas Betawi, Garut dan Purwokerto. Namun, dodol merupakan sejenis makanan yang dikategorikan dalam jenis makanan ringan dan manis. Cukup sulit, membuat dodol yang benar-benar menghasilkan kenikmatan yang berkualitas tinggi, proses pembuatan yang lama serta keahlian yang tinggi pula.

Sebagai Ibukota Negara RI, Jakarta memiliki oleh-oleh yang demikian itu, Dodol Betawi. Masyarakat Betawi sangat antusias dalam menanggapi persoalan makanan manis ini. Bahan dasar yang digunakan untuk membuat dodol terdiri dari santan kelapa, garam, gula pasir, tepung beras dan gula merah.

Condet, salah satu wilayah yang dijadikan sebagai pusat Cagar Budaya Betawi pada pemerintahan Gubernur Ali Sadikin sejak 1976, merupakan perwujudan makanan masyarakat Betawi yang bercirikhas seperti dodol. Peninggalan kebudayaan pada hal pangan ini, dapat anda jumpai pada Warung Dodol Bu Mamas di Jalan Batu Ampar I RT 13 RW 04 Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Selain itu, Jakarta menyimpan banyak lokasi dalam produksi pangan yang legit ini. Seorang wanita gigih di Jalan Kebagusan 3, Gg. Bakso, Ragunan, Jakarta Selatan, Nining yang merebah perjuangan bisnisnya sejak 1971 beserta suami, melanjutkan perjuangan neneknya yang hingga kini sudah meraih kesuksesan yang sangat gemilang. Berbagai gerai telah didirikan di wilayah nusantara, sedangkan Dodol Nining juga dijadikan sebagai oleh-oleh yang diimpor ke luar negeri.

Bagi anda pengunjung Jakarta dan penikmat dodol, tak perlu khawatir untuk membelinya di lokasi tersebut di atas, layak untuk direkomendasikan. Harganya pun relatif makanan ringan lainnya, berkisar antara Rp. 50.000,- hingga Rp. 100.000,- dalam ukuran setengah kuali yang berasa durian. Sedangkan bagi anda yang berminat membeli satu kuali, sekitar Rp 500.000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar